Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Indahnya hari ini bukan kita berkehendak tapi dengan usaha dan berdoa kepada Allah maka indahnya rencana yang kita susun bisa terlaksana dengan kehendak-Nya karena Allah memberikan yang terbaik dan tepat pada waktunya kepada setiap makhluknya.....

Selamat Datang di blog ini mudah-mudahan ada yang bisa di ambil...
"umua baru sataun jagung, darah baru satampuk pinang, denai ketek jolong baraja, kok ado salah tolong di ingek-an"
Selamat menikmati...

Minggu, 14 Agustus 2011

NEGERI SERIBU MENHIR " MAEK"

Nagari Maek, Kec. Bukit Barisan, kab. Lima Puluh Kota

Perjalanan itu dimulai ketika penulis di amanahkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah nagari yang nun jauh di dekat per batasan Sumbar dengan Riau. Perjalan yang menempuh waktu 4-5 jam perjalanan dari Ibukota Provinsi Sumatera Barat, Padang. Perjalan itu dimulai pada hari Senin, 11 Juli 2011, penulis pun optimis untuk berangkat ke sana karena Nagari itu disebut sebagai Nagari Seribu Menhir, penulis pun penasaran dengan hal itu. Keberangkatan pun dimulai dari Padang menuju Kab. Lima Puluh Kota, penulis melalui perjalan yang cukup panjang mulai dari Padang – Lubuk Alung – Sicicin – Kayu Tanam – Padang Panjang – Bukittinggi – Payakumbuh. Dari kota payakumbuh pun, penulis mengarah kearah Suliki dengan melewati perjalanan yang juga memakan waktu. Sebelum kita sampai di suliki tepatnya sebuah simpang tiga dimana ada sebuah papan nama PUSKESMAS SULIKI di sanalah penulis mengambil jalan ke kanan. Dimulai lah perjalan yang lebih menantang.

Perjalan ke Nagari Maek pun terus berlanjut dengan tantang yang berbeda, dari simpang tiga tadi penulis terus berjalan menuju kecamatan Bukit Barisan. Dari sanalah perjalan berat datang, ibarat lagu Ninja Hatori “mendaki gunung lewati lebah, bersama teman bertualang”  ditambah lagi penurunan yang curam dan berbatu-batu sulit untuk penulis membayangkan jalanya. Namun hal itu terobati dikala kita sampai di rumah makan kedua Nagari Maek dari arah kecamatan karena kita akan di sambut oleh pemandangan bukit – bukit yang mempesoana dan perkampungan penduduk yang permai, dari tempat itu untuk menuju ke pemukiman penduduk masih ada jarak lebih kurang 3 KM lagi dan menempuh perjalan yang lebih susah lagi, hal itu terobatai ketika kita sampai di pemukiman penduduk disambut dengan jalan yang lurus dan sebuah bukit yang berlobang berdiri dengan gagahnya serta senyuman masyarakat Maek tepatnya Masyarakat Jorong Koto Gadang.

Maek, Sebuah nagari yang di lingkupi berbagai bukit yang menjulang ke langit, bukit yang indah dan elok mulai dari bukit yang berlobang yang di sebut oleh masyarakatnya sebagai bukit Pasuak, bukit yang menyerupai paha rusa di namai bukit Pao Ruso, bukit yang menyerupai tunggul padi yang di dipanggil bukit Tunggua dan banyak lagi bukit yang menjulang dan membuat negeri itu menjadi negeri yang mempesona. Nagari ini pun dialiri oleh sebuah batang sungai yang dahulunya perlu dilintasi dengan rakit untuk pergi ke sekolah oleh anak-anak  Maek tersebut, batang sungai itu di panggil Batang Maek. Nagari maek nagari yang sangat luas terdiri atas 12 jorong yang jaraknya cukup jauh antara satu jorong dengan jorong lainya, jorong yang ada di Maek antaranya Jorong Koto Gadang, Bungo Tanjung, Sopan Tanah, Aur Duri, Ampang Gadang 1, Rona, Ampang Gadang 2, Sopan Gadang, Koto tinggi 1, Koto Tinggi 2, Koto Tinggi 3, dan jorong yang paling jauh dengan jarak dari jorong awal tadi (Koto Gadang) lebih Kurang 14 Km yang berbatasan dengan Nagari Kapur Sembilan, nagari perbatasan Sumbar-Riau  yaitu Jorong Nenan, perjalan kesana pun menempuh jalan berbatu, mendaki, tanah dan menurun.

Negri Seribu Menhir itu lah sebutan nagari Maek tersebut, agaknya tidak salah lah julukan itu karena memang disana terdapat 3 lokasi yang mehir yang dilindungi oleh BP3K mulai dari Lokasi di Koto Gadang yang jumlah menhirnya lebih kurang 20 han, kemudian di Rona dan yang terbanyak ada di Jorong koto tinggi 2 yang belum sempat dan cukup bingung penulis menghitungnya karena jumlahnya yang banyak. Menhir adalah sebuah batu besar atau kecil yang di buat atau didirikan oleh manusia masa pra Sejarah. Menhir yang ada di Maek semuanya mengarah ke Gunung bunsu, begitulah hal yang di sampaikan tokoh masyarakat sekaligus pegawai BP3K di nagari Maek tersebut.

Itulah sedikit gambaran Nagari yang elok dan permai tersebut yakni Nagari Maek, Kec. Bukit Barisan, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, insyallah akan dilanjutkan lagi oleh penulis beserta perjalan KKn di Nagari tersebut.

Selasa, 09 Agustus 2011

S. A. Board (Amerika Serikat)

Mengapa Kami Memilih Islam


Indeks Artikel

 

Pada tahun 1920, ketika saya sedang ada dalam sebuah kantor dari salah seorang dokter, saya melihat sebuah Majalah "African Times and Orient Review" yang terbit di London. Di dalamnya terdapat sebuah artikel tentang Islam, dimana terdapat sebuah keterangan yang telah menarik perhatian saya dan saya tidak akan pernah melupakannya, karena memang sudah menjadi sebagian dari diri saya sendiri. Keterangan itu berbunyi: Laa Ilaaha illallah, bahwa di seluruh alam raya ini hanya ada satu Tuhan. Ini adalah satu milik yang tidak ternilai harganya; satu kepercayaan yang tertanam dalam dada setiap orang Islam.
Segeralah sesudah itu saya menjadi seorang Muslim, dan saya telah memilih nama Shalahuddin. Saya yakin bahwa Islam adalah agama yang benar, karena. Islam tidak mempersekutukan Allah, dan Islam mengajarkan kepada kita bahwa manusia itu sendiri bertanggungjawab atas segala dosanya, sehingga seseorang itu tidak menanggung dosa orang lain. Islam juga sesuai dengan fithrah (nature) yang menunjukkan kepada kita bahwa tidak mungkin ada dua penanggung jawab atas satu perbuatan, apakah perbuatan itu pada ladang, padang rumput, kota, pemerintahan, ummat/bangsa atau dunia seluruhnya. Kenyataan lain yang meyakinkan saya atas benarnya Risalah Islam, ialah bahwa Islam telah membangunkan bangsa Arab dan mengeluarkannya dari kegelapan padang pasir, menjadi satu bangsa yang tegak kuat, sehingga mereka menjadi penjelajah dunia dengan bangunan Kerajaan baru dan mengumandangkan nyanyian cinta dan kemenangan di lembah Andalusia. Pada waktu kaum Muslimin datang di Spanyol, negeri ini masih merupakan "hutan belantara", kemudian mereka mengubahnya menjadi "kebun mawar" yang indah. Saya mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah s.w.t. yang telah menunjukkan kebenaran melalu tulisan orang seperti John W. Draper yang dalam "The Intelectual Development of Europe"nya telah menunjukkan kepada dunia tentang peranan Islam yang besar dalam membangun kebudayaan modern. Dia telah menyingkapkan ta'bir pemalsuan yang dilakukan oleh para penulis sejarah Kristen untuk menutupi jasa Islam terhadap kemajuan Eropa.
Berikut ini tulisannya teniang keadaan orang-orang Eropa pada abad-abad pertengahan yang ditemui oleh kaum Muslimin:
"Dari barbarismenya orang-orang Eropa yang hampir tidak seorangpun bisa disebut telah meningkat maju dari tingkat biadab, badan mereka kotor, akal mereka dungu, tempat tinggal mereka berupa dangau dengan lantai beralaskan rumput dan berdinding jerami. Makanan mereka terdiri dari sayur-sayuran, kacang-kacangan, pucuk-pucuk daun dan bahkan umbi-umbian. Badan mereka berbalut kulit binatang tanpa disamak dan selendang buruk/tua, yang jauh dari terpeliharanya kehormatan pribadi."
Eropa banyak berhutang budi kepada Arab Muslim mengenai kebahagiaan pribadi. Kebersihan secara Islam, dan kaum Muslimin tidak bisa mengenakan apa yang digunakan sebagai selendang oleh orang-orang Eropa waktu itu, selembar kulit binatang yang tetap melindungi dirmya sampai tua, kumal dan berkoyak-koyak, tidak sedap dipandang mata, berbau busuk dan penuh kutu-kutu. Bangsa Arab yang telah mampu menerangi jalan hidup ummat manusia dan melepaskan mereka dari keputus-asaan serta kegelapan dan khurafat, dan yang telah menyebabkan keturunan mereka menjadi pemimpin ummat manusia dan berkedudukan tinggi di dunia. Itulah orang-orang Arab. Allah mesti bersama mereka. Kehendak Allah s.w.t. mengubah wajah sejarah dunia dengan jalan mengutus Muhanumad s.a.w. dan menurunkan Al-Qur'an. Tanpa semua itu tidak mungkin ilmu pengetahuan modern dapat menemukan cahaya kemajuan.
"Tuntutlah ilmu, walaupun di negeri China." Demikian Muhammad s.a.w. bersabda. ASYHADU AN LAAILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH.


Mengapa Kami Memilih Islam
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung