Cerita ini menceritakan sebuah penggalaman dalam merangkai dan menjalankan sebuah organisasi yang ada di kampus
Perjalanan itu bermula kepada seseoarng yang diamanahkan sebagai Ketua di BEM Fakultas yang berada di sebuah Universitas yang ingin menjadi rujukan oleh semua kampus yang ada.
31 January 2010,
Disebuah gedung, cerita kepemimpinan itu dimulai…
Walaupun di hari-hari sebelumnya dia telah di nobatkan jadi ketua, hal ini di sebabkan calon yang di naikan di fakultas hanya satu, sebuah pembelajaran sudah bisa diambil, yaitu “ AKLAMASI” status ini sudah dua kali terjadi di kampus itu, namun itu semua tidak ada jeleknya paling tidak belajar pemilihan pemimpin di zaman Nabi Muhammadh SAW yang insyallah akan terujut lagi…
Kembali kepada kondisi di gedung tadi..
Tepat pada pukul 16.00, ketua BPU Fakultas menyampaikan “nama ini” menjadi Ketua Umum BEM Fakultas.
Ketika hal itu di sampaikan teringatlah oleh nya masa-masa kampanye (walau satu orang pengenalan berupa kampanye tetap dilakukan) dimana masa tersebuat ia berlatih bagaimana bicara di depan audiens karena ia memang bukan orang yang rileks dan santai untuk bicara didepan orang banyak dan alhamdullillah masa itu bisa di gunakan dan dimanfatkanya..
Satu hal lagi yang terlintas dipikiranya, “kenapa ia dicalonkan menjadi ketua” alhasil jawaban itu pun di temukan, ia harus bisa menjadi pemimpin yang “adil dan bijak”, itu lah yang harus di pupuknya, jawaban itu pun membuat dia teringat dengan kisah yang pernah didapatnya, pikiranya pun melayang…
Ada seorang anak dengan bapaknya, pecakapan pun dimulai..
“ Pa, koq pak RT nya ngak adil sih pa?” Tanya si anak.
“ Tidak adil Gimana?” siayah pun balik bertanya.
“ Tuh liat pupuknya tidak sama dikasih” ujar si anak
Bapaknya pun tersenyum, berfikir gimana menjelaskan pada anak yang baru berusia 7 tahun itu.
“ Begini anak ku, pak RT nya adil” jelas si ayah
“ Ngak pa” potong si anak
“ Sekarang coba dengar dulu penjelasan papa”, anak itu pun serius untuk mendengarkanya.
“ Begini, di rumah kita ada berapa?” sedikit pertanyaan si ayah
“ Ber-4 pa?” jawab si anak
“ Siapa aja?”
“ Papa, mama, kakak dan aku” ujar si anak
“ Kakak mu kelas berapa?” Tanya ayahnya lagi
“ SMA kelas 3, pa” dengan jelasnya si anak menjawab.
“ Kalau papa punya uang 100 untuk biaya sekolah kalian, berapa harus papa kasih sama kamu dan
kakak?” pertanyaan pun keluar lagi
Si anak pun ber fikir….
“ Uang sekolahku 20 ribu sedangkan kakak 70 ribu…. “
Ayahnya pun tersenyum melihat anaknya bicara sendiri
“ Oke lah ayah kasih kamu 50 ribu dan kakak 50 ribu juga, gimana? Kan adil tu udah di bagi dua”
potong siayah.
Anaknya pun menganguk mengeleng dan menjawab “ ngak pa, kalau gitu uang sekolah kakak ngak
cukup pa, aku 25 ribu kakak 75 ribu, itu baru adil pa” ujar si anak
Ayahnya pun tersenyum “ udah tau berarti keadilan itu tidak harus sama besar..” ayahnya coba
menyimpulkan
“ Tapi yah apa hubunganya dengan petani itu?” sangah anak dengan muka kebingungan
“ Hubunganya adalah luas sawah mereka tidak sama besar, sama halnnya dengan uang sekolah
antara kamu dan kakak, sehingga pembagiaan pak RT nya seperti itu, seperti jawaban kamu tadi
terhadap uang 100 ribu papa”
“oooooo… hahahaha, ia yah” jawab sianak dengan senyum gembira.
Cerita itu pun membuatnya terhening memikirkan kesimpulan akhir ayahnya, pikiranya pun terputar-putar dan muncullah perkataan “ Keadilan itu tidak harus SAMA BESAR tapi sesuiakan dengan KEMAMPUAN DAN PENCAPAIAN YANG DI INGINKAN, baik dalam KEGIATAN maupun penyelesaian MASALAH”, itu dia kata nya.
Ketika pikiran-pikiran itu ber main di otaknya, ia pun di silahkan untuk maju kedepan menyampaikan pidato kenegaraanya…
Ia pun maju, sesampai di depan, kata yang di ucapkanya “ innalillahi wa innailaihiraji’un” ia menyatakan jabatan ini adalah amanah yang harus dipikul dan harus dipertangung jawabkan pada sang Khaliq yaitu ALLAH SWT. Pidatonya pun dimulai puja puji pada Allah dan swalawat pada nabi Muhammadh SAW membuka pidato itu, paparan pun mulai ia sampaikan baik terkait dengan pergerakan mahasiswa sekarang, visi dan misi yang dikupas dan cara mencapainya serta mohon bantuan dari rekan-rekan mahasiswa di fakultas itu.
Dan hari itu pun di tutup dengan suka dan dukanya tersendiri….
Silahkan ambil hikmah dari pengalan cerita singkat hari ini, maaf jika kurang tepat bahasa yang digunakan.... Insyallah cerita akan dilanjutkan sampai kemimpinan itu di coba dan di tempa.....
To Be Continued..........
Assalamu'alaikum.
BalasHapusAkhi, ana minta tolong sekalian diceritain juga tentang teman antum yg juga kabarnya dilantik hari itu.
Wasslm
BalasHapusSyukran...
tapi bagusnya antum bikin sendiri aja
hehehe
assalamu'alaikum wr.wb.
BalasHapus~blog walking~
analoginya bagus dan bisa diresapi...semoga bisa selalu teringat...
keep posting akh!
Assalamu'alaikum.
BalasHapussuka sekali dengan kalimat ini:
Keadilan itu tidak harus SAMA BESAR tapi sesuiakan dengan KEMAMPUAN DAN PENCAPAIAN YANG DI INGINKAN, baik dalam KEGIATAN maupun penyelesaian MASALAH
Nice Post...